Akhir-akhir
ini angka kriminalitas semakin meningkat saja, hingga membuat masyarakat resah
dibuatnya. Seiring dengan semakin sulitnya ekonomi karena krisis keuangan
global yang mengakibatkan banyak perusahaan gulung tikar dan mem-PHK
karyawannya, membuat pertumbuhan ekonomi terhambat bahkan di negara-negara maju
sekali pun. Tingkat perekonomian masyarakat semakin mengkhawatirkan. Pekerjaan
sangat sulit didapat hingga banyak pengangguran dan kejahatan dimana-mana. Ini
dapat dilihat dari banyaknya aksi pencurian, perampokan, penculikan, dan pembunuhan
diberbagai tempat baik yang diekspos media maupun tidak.
Berbagai trik juga
dilakukan mulai dari hipnotis, menggunakan obat bius bahkan bergerombol dengan menggunakan
senjata api yang membuat korbannya tidak berkutik. Biasanya pelaku pencurian mengincar
barang-barang bergerak seperti uang, telepon genggam, motor, mobil, laptop,
perhiasan dan lain-lain, dengan hasil rampokan yang tidak tanggung jumlahnya.
Tapi sekarang ini bukan barang berharga saja yang menjadi incaran pelaku, namun
barang-barang yang sangat murah atau tidak berharga tinggi juga, seperti kasus
pencurian yang pernah terjadi di toko-toko atau pun di minimarket-minimarket.
Namun karena tingkat ekonomi masyarakat rendah, ini menyebabkan barang tidak
berharga pun ikut jadi sasaran tindak pencurian.
Pencurian kini
sudah tidak mengenal waktu dan tempat lagi, juga tidak terfokus pada malam hari
saja, tetapi justru dilakukan di siang hari di tempat-tempat keramaian seperti
bank, toko-toko (terutama toko emas), pegadaian, swalayan dan sebagainya. Ini
menunjukkan betapa kreatifnya mereka dalam melakukan kejahatan tapi tidak demikian
dalam melakukan pekerjaan yang halal. Seharusnya pemerintah bisa melihat setiap
celah dari permasalahan yang ada di negara ini, terutama masalah maraknya kasus
kejahatan pencurian ini.
Lalu mengapa
mereka mencuri? Apa faktor penyebab maraknya tindak pencurian akhir-akhir ini?
Banyak, diantaranya yaitu:
- Faktor ekonomi
Faktor inilah
yang paling sering disebut sebagai faktor timbulnya tindak pencurian. Faktor
ini meliputi kondisi masyarakat yang berada di bawah garis kemiskinan. Keadaan
ekonomi sekarang membuat orang semakin frustasi akan persaingan dan di tambah
lagi dengan meningkatnya biaya hidup sehari-hari. Banyak pengangguran merupaan
akar dari pencurian dan perampokan, inilah yang harus kita waspadai. Uang
memang bukan segalanya tapi uang dapat mendatangkan segalanya termasuk
pencurian, perampokan, bahkan pembunuhan.
- Perut kosong
Perut kosong juga merupakan penyebab kejahatan, hal ini berkaitan
dengan faktor ekonomi (kantong kering) alias tidak punya uang. Ketika seseorang
perutnya kosong maka naluri untuk mengisi perut
ada atau timbul. Karena perut merupakan salah satu sumber nafsu. Ketika
naluri ini muncul namun tidak dibarengi dengan adanya uang untuk membeli makan,
maka potensi kejahatan muncul.
- Dampak urbanisasi
Yaitu derasnya arus perpindahan penduduk dari desa ke kota yang membuat persaingan hidup semakin
ketat sehingga apapun dilakukan untuk bertahan hidup. Bisa kita lihat pencurian
besar terjadi di perkotaan bukan di pedesaan atau di perkampungan. Faktor
urbanisasi ini juga berhubungan dengan faktor ekonomi, karena faktor ekonomilah
yang membuat orang melakukan urbanisasi.
- Pengaruh teknologi
Pesatnya pertumbuhan teknologi serta berbagai produk elektronik canggih
membuat orang menginginkan segala sesuatu secara instant meskipun dengan cara
yang tidak benar. Kita dibuat untuk “butuh” terhadap berbagai macam teknologi
terbaru. Misalnya telepon genggan harganyanya dibuat murah dan proses
pembayaranya pun dibuat mudah ada yang bisa di cicil supaya kalangan menengah
ke bawah dapat membelinya. Maka tidak heran jika kita sering melihat tukang
becak, tukang ojek, kuli bangunan dan lain –lain, bahkan anak kecil pun
sekarang sudah kenal dengan teknologi.
- Kosong iman
Inilah faktor yang harus lebih kita waspadai. Iman merupakan pikik
segala permasalahan atau penyebab kejahatan. Ketika seseorang kantong dan
perutnya kosong tetapi imannya terisi, maka hasrat untuk berbuat kejaharan
(mencuri) tidak ada. Namun sebaliknya walaupun kita punya banyak harta atau
uang tetapi iman kita kosong, maka semuanya akan dilanggar. Contoh para
pemimpin kita yang sedang duduk manis di kursi DPR banyak terlibat kasus, mulai
dari korupsi, pelecehan seksual dan sebagainya.
Saya kira
penyebabnya hanyalah kosongnya iman mereka. Berarti ini berkaitan dengan
masalah pendidikan (terutama pendidikan keagamaannya yang kurang atau bisa jadi
pemeritah segaja mengurangi jam belajarnya). Seperti yang kita ketahui bahwa
kualitas pendidikan sekarang kurang namun biayanya semakin tahun semakin mahal.
- Hukuman ringan
Orang tidak takut melakukan tindak pencurian karena ia tau hukuman dari
perbuatannya itu akan ringan. Maka dari itu tidak heran jika angka pencurian
terus meningkat. Berbeda dengan zaman dulu, hukuman yang dilakukan seperti
penggal kepala, penyiksaan, pemotongan salah satu anggota badan dilakukan di
depan umum untuk menakut-nakuti masyarakat.
Di Indonesia sendiri juga pernah dikenal dengan sistem penghukuman yang
kejam seperti hukuman mati (dibunuh) bagi istri yang melakukan perzinahan,
hukuman potongan tangan bagi orang yang mencuri, hukuman dengan menumbuk kepala
dengan alu lesung bagi seorang pembunuh. Namun akhirnya penghukuman seperti ini
di hapuskan karena dianggap melanggar hak asasi manusia.
Sebaiknya kita kembali pada semboyan lama ‘mencegah lebih baik daripada
mengobati’, inilah yang sering kita lupakan. Karena sejarah telah membuktikan
bahwa seberapa berat pun hukuman yang dijatuhkan, tetap saja kejahatan semakin
merajalela di mana-mana karena tidak membuat jera para pelakunya.
Sudah saatnya
pemerintah memberi perhatian tidak hanya pada penjatuhan hukuman, tetapi juga
terhadap usaha pencegahan tindakan pencurian melalui peningkatan lapangan
pakerjaan, pengawasan oleh kepolisian, pengawasan ketat terhadap peredaran
senjata api dan lain-lain.
Masyarakat
juga harus berpartisipasi dan selalu waspada akan kejahatan pencurian yang tiba-tiba muncul dengan cara: memasang
kamera CCTV, jangan terlalu memamerkan harta kekayaan kepada orang lain,
hindari membawa uang tunai dalam jumlah besar, pastikan rumah terkunci dengan
baik, titipkan kunci pada orang yang bisa dipercaya, bisa juga dengan cara
belajar ilmu beladiri sebagai antisipasi, jangan pernah taruh tas di belakang
anda, tetapi peganglah erat-erat tas anda di depan tubuh anda, membawa cairan
cabai atau sesuatu yang pedas yang sudah anda siapkan dari rumah supaya jika
terjadi kejahatan anda dapat menyeprotkan cairan itu ke wajah pelaku kemudian
berteriak sekeras-kerasnya agar orang-orang disekitar anda dapat mengejar atau
menangkap si pelaku untuk di bawa
kepihak berwajib, atau jika sudah terlambat mencegah terjadinya
pencurian lebih baik menyerahkan harta anda dari pada harus kehilangan nyawa.
prilianasaputri/bkia